Temukan Artikel Anda di Sini

Thursday, April 8, 2010

Waktunya Tengkurap

Anda mungkin sudah tahu bahwa posisi tidur yang paling baik dan aman untuk bayi Anda adalah terlentang atau miring. Namun begitu, ternyata jika bayi Anda posisi tidurnya terlentang terus menerus tidak baik juga lho!

Mengapa demikian?

Tengkorak/batok kepala bayi Anda masih sangat lunak dan sangat mudah mengalami perubahan bentuk. Jika Anda membiarkan si kecil terus menerus tidur dengan posisi terlentang, maka lama kelamaan bentuk kepalanya akan “peang” dan bagian belakang akan terlihat rata.

Oleh sebab itu, cobalah sesekali membaringkan bayi Anda dalam keadaan tengkurap!

Kapan Bisa Dimulai dan Berapa Lama?

Kegiatan ini bisa Anda mulai ketika usia bayi Anda 2-3 bulan, yaitu ketika ia sudah mulai bisa mengendalikan gerak kepalanya.

Sebagian ahli menganjurkan agar Anda melakukannya terhadap si kecil sekitar 30 menit setiap harinya. Tidak perlu langsung… bagi-bagi saja menjadi beberapa kali dalam sehari. Perhatikan juga kondisi bayi Anda sebelum mulai menengkurapkannya, pastikan ia dalam keadaan tenang dan jika ia sedang kesal jangan dipaksa ya!

Apa Sih Keuntungannya?

Beberapa keuntungan sesekali membaringkan bayi Anda dengan posisi tengkurap, a.l:
Memberikan kesempatan kepada bagian belakang kepala bayi untuk “istirahat”.
Membantu menguatkan otot leher bayi, sebagai persiapan untuk merayap.
Membantu mengembangkan kemampuan motorik kasar… Coba saja lihat, ketika Anda membaringkan si kecil dengan posisi tengkurap, maka ia akan menendang-nendangkan kaki serta menggerak-gerakkan tangannya, bukan?
Membantu mengembangkan kemampuan motorik halus… Ketika tengkurap, bayi Anda biasanya akan berusaha menggenggam dan menarik-narik baju Anda atau selimut yang ada di dekatnya.

Bagaimana Cara Melakukannya?

Ada beberapa cara melakukan kegiatan ini:
Ketika Anda sedang berbaring atau duduk bersandar, coba tengkurapkan bayi Anda di atas perut Anda.
Bentangkan selimut tebal atau alas kanvas di lantai dan tengkurapkan bayi Anda di atasnya.
Gendong bayi Anda dan tengkurapkan ia di atas lengan Anda.

Buatlah kegiatan ini menyenangkan. Ajak ia berbicara dan bercandalah dengannya ketika ia sedang tengkurap. Jika ia tertidur dalam posisi tengkurap, maka jangan meninggalkannya sendirian dan balikkan ke posisi terlentang ketika ia sudah terlelap.

Salam,
Suryo Adhy Chandra
******************

Yuk, waktunya tengkurap!

Monday, April 5, 2010

Gen Pemicu Selingkuh

Jangan heran jika jumlah kaum pria yang berselingkuh jauh lebih banyak dari kaum perempuan, hingga timbul julukan ‘pria berhidung belang’. Sebab, menurut penelitian para ilmuwan asal Institut Karolinska di Stockholm, Swedia, akibat faktor genetik, banyak pria yang berpotensi untuk menyeleweng. Menurut tim peneliti, varian gen yang dimiliki empat dari sepuluh pria di Swedia, dapat menjelaskan mengapa pria umumnya tidak bisa ‘hidup’ hanya dengan satu perempuan.
“Ada banyak alasan yang menimbulkan permasalahan di setiap hubungan. Tapi ini adalah pertama kalinya, sebuah varian gen yang spesifik terasosiasi dengan bagaimana para pria terikat dengan pasangannya,” jelas Hasse Walum, salah satu ilmuwan peneliti itu.
Temuan ini lalu dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy Sciences, dengan menggunakan metode surveiterhadap lebih dari 500 pasangan di Swedia. Hasil survei ini membuktikan, bahwa pria dengan satu atau dua salinan varian genyang biasa disebut alel 334, seringkali menunjukkan perilaku yang ‘menyimpang’ saat tengah menjalin hubungan asmara, dibandingkan dengan pria yang tidak memiliki gen tersebut.
“Secara statistik, insiden alel 334, berkaitan dengan seberapa kuat seorang pria merasakan hubungan yang dijalin dengan pasangannya,” tutur Walum. Selain itu, mereka juga dua kali lebih sering mengalami krisis dalam hubungan percintaan, dibanding pria yang tidak memiliki alel ini.
Gen alel 334 yang ditenggarai pemicu selingkuh pada kaum pria, juga ditegaskan oleh para istri dan kekasih pria-pria pemilik gen ini, “Para wanita yang menikahi pria dengan satu atau dua salinan alel 334 rata-rata memiliki tingkat kepuasan yang lebih rendah dalam berhubungan, dibanding dengan wanita yang menikah dengan pria yang tidak membawa alel itu dalam tubuhnya,” terang Walum. Sayangnya, hasil penelitian tidak mengungkapkan bagaimana gen alel 334 ini mempengaruhi nalar dan perasaan pria, hingga tercetus keinginan untuk berselingkuh.
Martin Ingvar, profesor fisiologi saraf, asal Institut Karolinska, mengatakan bahwa hasil studi ini sebagai penemuan yang sangat menarik, “Temuan ini mengungkap fakta, bahwa fenomena sosial budaya yang merupakan hasil perilaku manusia, ternyata juga dipengaruhi oleh susunan genetik,” komentar Ingvar.
Kabar baiknya, kecanggihan teknologi memungkinkan pemindaian terhdap alel ini. Khusus bagi kaum wanita yang tengah membaca artikel ini, jika Anda kebetulan sedang menjalin hubungan romantis dengan pria, baiknya Anda memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk mendeteksi adanya kemungkinan gen alel 334 pada si dia.

Pengunjung Ke: